KALAU HUTAN PEGUNUNGAN ARFAK DAN MANOKWARI SELATAN DIRUSAK, JENIS FLORA DAN FAUNA AKAN HILANG
Ketika masyarakat adat Arfak di Manokwari dan sekitarnya dimintai tanggapan tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan untuk kepentingan iklim dunia, secara sederhana mereka hanya berucap, “kami tidak tahu apa-apa tentang konsep konservasi modern, tetapi secara tradisional, leluhur kami bilang supaya anak-cucu masih bisa melihat dan mendengar suara fauna dan flora maka janganlah merusak hutan.”
Oleh anak putra arfakyopie saibakami minta pihak lembaga LSM untuk membantukami masyarakatnya dengan memberikan pendidikan dan pemahaman tentang pentingnya menjaga kelestarian hutan. “Kami tidak bisa berharap banyak dari pemerintah. Salah satu contoh nyata adalah dengan masuknya perusahaan .. Pemerintah mau bangun jalan raya, itu bagus, karena kita semua membutuhkan sarana transportasi. Tetapi, jangan merusak hutan, apalagi dengan perkebunan .. Kami masyarakat ini tidak tahu apa-apa tentang konservasi, tapi kami mempunyai hak untuk mengelola hutan adat kami sesuai pesan leluhur, bahwa kami harus menjaga kelestarian hutan adat kami untuk kepentingan anak-cucu kami.”
“Kalau pemerintah mau buat lahan konservasi, boleh saja, asal tidak patok tanah masyarakat adat. Pemerintah buat program itu harus berpikir, karena masyarakat adat yang mempunyai tanah ini, bukan pemerintah. Jadi pemerintah harus melibatkan masyarakat dalam proses perencanaan. Jangan pemerintah pergi jual di tempat lain, terus datang mulai kapling tanah masyarakat bahwa ini tanah negara. Pemerintah harus tahu bahwa kami masyarakat adat sudah menempati wilayah ini sebelum ada negara. Semestinya kami ditanya lebih dahulu, apakah kami bisa menerima yang namanya konservasi atau perkebunan, atau jenis program pembangunan lain. Yang jelas, kami membutuhkan pembangunan, tetapi jangan membawa bencana bagi kami.”
Kususnya di daerah pegunungan arfak dan mansel kami tidak ijinkan untuk pemerintah tetapi kami kerja sama dengan lembaga lsm untuk mencega hal
Tidak ada komentar:
Posting Komentar