Jumat, 08 November 2013

FISIOGNOMI TUMBUHAN


YOPIE SAIBA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Fisiognomi adalah deskripsi secara grafis dari suatu vegetasi, yang meliputi kenampakan komunitas dari luar. Kenampakan dari bentuk kehidupan spesies yang dominan pada suatu wilayah tanpa ketergantungan. Suatu vegetasi pada wilayah tertentu berbeda- beda, hal itu dapat ditentukan dengan suatu metode fisiognomi. Fisiognomi ada dua metode yaitu Dansereau dan Kuchler’s. Kedua metode ini menggunakan kode, namun ada perbedaan yaitu pada metode Dansereau kode yang dipakai harus digambar juga dalam kode gambar. Kode tersebut menunjukkan bentuk kehidupan dari tumbuhan itu sendiri.
Praktikum fisiognomi ini dilakukan di gunung Baung daerah Purwodadi. Wilayah yang dilalui adalah hutan yang lumayan masih asli. Pertama dibuat sebuah transek yang nantinya dibagi plot- plot dengan ukuran ke bawah 30m dan ke samping kanan dan kiri masing- masing 10m. Selanjutnya ditentukan jenis tanaman yang ditemukan meliputi bentuk kehidupan, tinggi, fungsi, bentuk daun, tekstur daun, dan kehidupan tumbuhan tersebut di alam.
1.2 Permasalahan
Permasalahan yang akan dibahas pada praktek kerja lapangan  ini adalah bagaimana mengetahui vegetasi suatu tanaman dari kenampakan luar dan bentuk kehidupan tanaman tersebut di alam .
1.3 Tujuan praktek kerja lapangan (PKL)
Tujuan praktek kerja lapangan ini bertujuan untuk mengetahui apakah vegetasi suatu tanaman dari kenampakan luar dan bentuk kehidupannya di alam.
1.4  Manfaat praktek kerja lapangan (PKL)
Untuk mengetahui fisiognomi vegetasi  di hutan basa atau lembaba dan dapat memberikan informasi kepada masyarakat dan pemerintah daerah setempat tentang fisognomi vegetsi hutan basa yang terdapat nilai-nilai penting yang berupa kanekargaman spesies flora dan fauna di daerah tersebut.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Macam-Macam Metode Fisiognomi
Secara umum dikenal 2 metode dalam sistem fisiognomi yaitu:
-Sistem biasa
-Sistem Kuchler
Beda mencolok antara kedua sistem fisiognomi diatas adalah pada sistem kuchler tidak ddidapati gambar atau simbol vegetasi dan hanya berupa kode-kode saja.
2.2 Sistem Fisiognomi Biasa
Hasil akhir dari metode ini berupa grafik yang menggambarkan berbagai kriteria yang bisa mendeskripsikan tipe vegetasi dan deskripsi suatu spesies tumbuhan.Adapun 6 kategori atau kriteria tersebut adalah :
1.Bentuk Kehidupan
W : tanaman tegak berkayu
L : tanaman merambat
E : epifit
H : herba
M : bryophyta
2. Stratifikasi ( Ketinggian Tanaman)
1 : lebih dari 25 meter
2 : 10-25 meter
3 : 8-10 meter
4 : 2-8 meter
5 : 0,5-2 meter
6 : 0,1-0,5 meter
7 : 0-0,1 meter
3.Fungsi
d : desidous,menggugurkan daun
s : semidesidous
e : evergreen,hijau terus tapi masih gugur daunnya
i : Tumbuh terus dan daun tidak rontok





4. Bentuk dan Ukuran Daun
o : tidak berdaun
n : daun jarum
g : graminoid,daun tunggal
a : daun kecil atau medium
h : daun lebar dan permukaannya kasar(seperti daun waru)
v : daun majemuk
q : talus
5. Tekstur Daun
o : tidak berdaun
f : daun tipis/filmy,mengkilat
z : membranous
x : skleropil,daun banyak dan jaraknya dekat
k : suculen,daun berair
6. Coverage( Penutupan Lahan/ Kerapatan)
b : sangat jarang/tandus
I : menutup tidak terus-menerus
p : mengelompok
c : menutup terus-menerus





2.3 Metode Kuchler
Capital Letter :
1.Vegetasi berkayu
B : daun selalu hijau
D: daun gugur
E : daun jarum selalu hijau
N :daun jarum gugur
O : tanpa daun
2.Vegetasi herbaceus(tidak berkayu)
G : graminoid/daun tunggal
H : herba
L : likens atau lumut





Grup I :Ketinggian
t : tinggi,minimal tinggi pohon25 meter,minimal tinggi herba 2 meter
m : tinggi sedang,pohon 10-25 meter,herba 0,5-2 meter
I : rendah,maksimum tinggi pohon 10 meter,maksimum tinggi herba 0,5 meter
s : minimum tinggi 1 meter,shrub
z : maksimum tinggi 1 meter,dwarf shrub
Grup II : Kepadatan
c : tumbuh terus
I : tanaman tak tersentuh
p : tanaman berkayu satu atau menyebar,herbaceus tidak terhubung
r : jarang
b : sangat jarang kerapatannya
Grup III : Fitur Spesial
e : epifit
j : liana/sulur
k : berair daunnya
q : padang rumput
u : palem
v : bambu
w : tanaman air
y : pohon
2.4 Vegetasi Berbasis Struktural ( Struktur Vegetasi)
Dansereau(1958) mengusulkan sebuah metode dengan menampilkan gambar atau foto dari vegetasi yang dapat digambarkan secara fisiognomi bahwa tidak dibutuhkan pengetahuan atau data lain dari spesies tersebut.Struktur vegetasi bisa dijelaskan dengan variasi simbol yang dibutuhkan untuk vegetasi pada suatu area.Ukuran dari tanaman yang berbeda pada masing-masing bentuk kehidupan mungkin dapat diperkirakan dan diukur.Tinggi tanaman ditentukan oleh Kompas Brunton dan Abney level.
2.5 Sistem Fisiognomi
Sistem fisiognomi merupakan studi tentang vegetasi yang tidak berdasarkan flora.Dalam pengenalan fisiognomi,ahli ekologi memulai dengan daftar flora dari semua spesies dan dilanjutkan dengan menentukan peranan masing-masing spesies dalam vegetasi.Hal ini memungkinkan untuk membuat gambar atau grafik(simbol) dari vegetasi dengan berdasarkan fisiognominya.Fisiognomi sendiri didefinisikan sebagai penampakan umum dari komunitas.Hal ini ditentukan oleh bentuk kehidupan dari spesies dominan tanpa perlu mengidentifikasi spesies tersebut.Sistem nonflora ini akan bisa membantu ahli geografi dan peneliti yang bukan ahli taksonomi dalam mendalami vegetasi.Vegetasi sendiri merupakan sekumpulan spesies tanaman dalam waktu dan tempat tertentu(spato-temporal).
2.6 Penentuan Tinggi Pohon
Cara dalam penentuan tinggi pohon di lapangan adalah,pertama aturlah kompas atau level sehingga sudutnya 45˚yang mengindikasikan pada sisi kanan skala.Tujukan kompas atau level pada bagian puncak pohon dan berjalanlah ke belakang sampai puncak pohon terlihat.Jarak antara titik terlihatnya puncak pohon dengan pohon itu ditambah tinggi mata pengamat dari tanah merupakan tinggi pohon tersebut.
2.7 Sistem Life Form Raunkier
Sistem pendeskripsian suatu vegetasi di dalam sistem fisiognomi yang paling sederhana adalah sistem life form(bentuk kehidupan) Raunkier(1934).Walaupun dalam penggambarannya tidak sebaik Sistem Dansereau,sistem ini masih digunakan oleh para ahli ekologi di seluruh dunia untuk membandingkan perbedaan antar area vegetasi.Hal ini berdasar kan posisi perennating bud tertinggi yang mengindikasikan cara suatu tanaman untuk bisa sintas(survive) terhadap musim dingi maupun musim kering.
Berikut ini merupakan tabel bentuk kehidupan Raunkier :
Simbol
Life form
Deskripsi
Th
Therophita
TanamanAnual,hidup dalam 1 tahun,perkembangan biji selama satu tahun,bisa bertahan sebagai biji atau spora.Distribusi atau penyebarannya bahkan di tempat kering panas seperti gurun pasir
G
Geophita
Tanaman bumi,Tanaman yang mempunyai bulbus(umbi lapis),tuber(umbi akar,batang),dan rizoma(akar rimpang),mati diatas tanah.Menyimpan cadangan makanan di dalam tanah
H
Hemikriptophita
Umbi sangat dekat dengan permukaan tanah.Hidup pada daerah dingin termasuk di dalamnya adalah likens atau lumut kerak,bryophita atau lumut,membentuk padang lumut atau tundra,biasanya tanaman bienial(hidup menahun)
Ch
Chamaephita
Tanaman permukaan,herbaceus tanaman berkayu rendah,umbi diatas permukaan tanah,membentuk:
-karpet lumut
-daun succulent
-likens
-rumput keras dll
P
Phanerophita
Tanaman udara,termasuk begonia dan liana atau tanaman sulur atau memanjat,termasuk rotan,suruh,anggur dll














BAB III
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat
Alat- alat yang dibutuhkan pada praktek kerja lapangan  ini adalah meteran , kamera, dan tali rafia.
3.1.2 Bahan
Bahan yang diperlukan dalam praktek kerja lapangan ini antara lain tanaman yang telah masuk plot tersebut

3.2 Cara kerja
1.      Lokasi praktek kerja lapangan bertempat di Desa Sakumi Kota Manokwari,Praktek kerja lapangan ini akan di gunakan  analisis fisiognomi dari  vegetasi  di hutan basa dengan metode  membuat garis transek  degan panjang 100 meter .Pengamatan  terhadap vegetasi sepanjang garis transek  samping kiri dan kanan yang telah di tentukan dengan panjang  50m.
2.      Semua vegetasi yang sudah masuk ke garis transek  yang telah dibuat diamati semua  misalnya bentuk kehidupannya, tinggi, fungsi, bentuk dan ukuran daun serta teksturnya, dan peranannya di alam hutan basa. Semua sifat- sifat tersebut ditulis dalam bentuk kode, baik Dansereau dan Kuchler’s. Hasilnya kemudian dibuat gambar sederhana dari kode Dansereau yang diperoleh.








BAB IV
ANALISA DATA DAN PEMBAHASAN
4.1 Data Pengamatan
No
Perlakuan
Pengamatan
1
Dibuat suatu garis transek dan plot
Ukurannya adalah 30 m ke bawah dan 10 m ke samping
2
Diamati tanaman yang terdapat di sekitar area tersebut
Pengamatan yang dilakukan berdasarkan bentuk daun, kehidupan tumbuhan, fungsi, tekstur, dan tinggi serta peranannya
3
Ditentukan kodenya berdasarkan buku petunjuk metode
Metodenya ada dua yaitu Dansereau dan Kuchler’s
4
Ditulis di buku sebagai laporan praktikum dan untuk membuat gambaran fisiognomi
Dansereau didapat sebagai berikut
W3eaxc
L4ehxp
L5ehxp
H6ehfp
H6igxp
W2enkb
L5envxi
W3egxb
H5enxp
W2egzc
H6egkp
H4ehzp
L4iaxp
H5igfp
Kuchler’s didapat sebagai berikut
Blcy
Hery
Hmry
Hsry
Hsry
Btry
Hmiy
Beby
Hmry
Btcy
Hsry
Hlry
Hlry
Hmry
5
Dibuat gambar grafik Dansereau
Di lampirkan
4.2 Pembahasan
Praktikum fisiognomi ini bertujuan untuk mengetahui apakah bentuk kehidupan vegetasi dari suatu tanaman yang hidup di suatu wilayah berdasarkan kenampakan luarnya. Praktikum ini dilakukan di daerah Purwodadi kawasan gunung Baung, dengan area yang masih berupa hutan asli. Medan yang ditempuh juga cukup sulit karena cukup licin dan menanjak. Hasil yang didapat adalah ada 14 spesies pada plot yang diamati yang ditulis dengan kode baik Dansereau dan Kuchler’s. Hasilnya kemudian digambar sesuai dengan kode Dansereau. Gambarnya dapat dilihat pada lampiran. Secara umum dikenal 2 metode dalam sistem fisiognomi yaitu:
-Sistem biasa
-Sistem Kuchler
Beda mencolok antara kedua sistem fisiognomi diatas adalah pada sistem kuchler tidak didapati gambar atau simbol vegetasi dan hanya berupa kode-kode saja (Anonim, 2007).
Hasil yang didapat berupa kode tersebut menunjukkan tempat hidup tanaman yang diamati, karena setiap kode mengandung arti dari berbagai point yang dibahas pada penentuan kode. Adapun 6 kategori atau kriteria tersebut adalah :
1.Bentuk kehidupan
W : tanaman tegak berkayu
L : tanaman merambat
E : epifit
H : herba
M : bryophyta
2. Stratifikasi(ketinggian tanaman)
1 : lebih dari 25 meter
2 : 10-25 meter
3 : 8-10 meter
4 : 2-8 meter
5 : 0,5-2 meter
6 : 0,1-0,5 meter
7 : 0-0,1 meter


3.Fungsi
d : desidous,menggugurkan daun
s : semidesidous
e : evergreen,hijau terus tapi masih gugur daunnya
i : Tumbuh terus dan daun tidak rontok
4. Bentuk dan ukuran daun
o : tidak berdaun
n : daun jarum
g : graminoid,daun tunggal
a : daun kecil atau medium
h : daun lebar dan permukaannya kasar(seperti daun waru)
v : daun majemuk
q : talus
5. Tekstur daun
o : tidak berdaun
f : daun tipis/filmy,mengkilat
z : membranous
x : skleropil,daun banyak dan jaraknya dekat
k : suculen,daun berair
6. Coverage(penutupan lahan/kerapatan)
b : sangat jarang/tandus
I : menutup tidak terus-menerus
p : mengelompok
c : menutup terus-menerus
( Anonim, 2009 ).
Tanaman 1 merupakan tanaman yang tegak berkayu dengan tinggi 8- 10 m, dan termasuk tanaman evergreen (selalu hijau), daunnya kecil dan berskleropil dan hidup secara kontinu. Tanaman 2 adalah tumbuhan berkayu yang merambat dengan tinggi 2- 8 m, selalu hijau dengan daun lebar mengandung skleropil serta hidupnya mengelompok. Tanaman ketiga juga termasuk tanaman yang berkayu merambat dengan daun muda, seperti rumput yang punya skleropil dan hidup mengelompok. Tanaman yang keempat berupa tanaman herba dengan tinggi 0,1- 0,5 m, dimana tanamannya selalu hijau dan daunnya lebar dengan tekstur tipis yang hidupnya mengelompok. Tanaman ke- 5 spesifikasinya hampir sama seperti spesies yang keempat tepi bedanya hanya pada daunnya yang berskleropil.
Tanaman keenam adalah tanaman termasuk tanaman yang berkayu dan tegak tidak merambat, dengan tinggi antara 10- 25 m selalu hijau dan berdaun jarum, berair dan hidupnya jarang ditemukan. Tanaman selanjutnya mempunyai spesifikasi sebagai tanaman berkayu yang merambat dengan tinggi 8- 10 m, selalu hijau dengan daun seperti rumput yang punya skleropil dan mengelompok. Tanaman ke 8 termasuk tanaman yang berkayu dan tegak tidak merambat dengan tinggi 8- 10 m, selalu hijau dengan daun seperti rumput yang punya skleropil dan jarang dijumpai. Tanaman yang ke- 9 tanaman herba dengan tinggi 0,1- 0,5 m, dimana tanamannya selalu hijau dan berdaun jarum, serta mempunyai skleropil dan hidupnya mengelompok.
Tanaman ke- 10 termasuk tanaman yang berkayu dan tegak, dengan tinggi antara 10- 25 m selalu hijau, daunnya seperti rumput dengan membran pada daun serta hidupnya kontinu. Tanaman ke- 11 termasuk tanaman herba dengan tinggi 0,1- 0,5 m, dimana tanamannya selalu hijau dan berdaun seperti rumput, serta berair hidup berkelompok. Tanaman ke- 12 termasuk golongan herba yang selalu hijau dengan daun lebar dan dilapisi membran dan hidupnya mengelompok. Tanaman ke- 13 adalah termasuk tanaman yang berkayu merambat dengan daun muda, tingginya antara 8- 10 m dengan daun kecil berskleropil dan hidup mengelompok. Tanaman yang terakhir adalah tanaman herba dengan tinggi 0,5- 2 m dengan daun tipis dan hidup mengelompok sesuai jenisnya.
Hasil yang berupa kode Kuchler’s juga sama dengan metode Dansereau namun kriteria yang digunakan berbeda yaitu:
1.Vegetasi berkayu
B : daun selalu hijau
D: daun gugur
E : daun jarum selalu hijau
N :daun jarum gugur
O : tanpa daun
2.Vegetasi herbaceus(tidak berkayu)
G : graminoid/daun tunggal
H : herba
L : likens atau lumut
Grup I :ketinggian
t : tinggi,minimal tinggi pohon25 meter,minimal tinggi herba 2 meter
m : tinggi sedang,pohon 10-25 meter,herba 0,5-2 meter
I : rendah,maksimum tinggi pohon 10 meter,maksimum tinggi herba 0,5 meter
s : minimum tinggi 1 meter,shrub
z : maksimum tinggi 1 meter,dwarf shrub
Grup II : kepadatan
c : tumbuh terus
I : tanaman tak tersentuh
p : tanaman berkayu satu atau menyebar,herbaceus tidak terhubung
r : jarang
b : sangat jarang kerapatannya
Grup III : Fitur spesial
e : epifit
j : liana/sulur
k : berair daunnya
q : padang rumput
u : palem
v : bambu
w : tanaman air
y : pohon
( Anonim, 2009).
Pada plot yang diamati ini sebenarnya tanamannya hampir homogen, hal itu dapat dilihat dari jenis tanaman yang sedikit sekali jenisnya. Padahal area yang diplot cukup luas, pohon pun jarang ditemukan. Tanaman yang dijumpai di gunung baung terutama plot yang dibuat kebanyakan adalah tanaman yang berkayu baik merambat atau tegak dan tanamannya selalu hijau, berdaun kecil. Tanaman berdaun lebar ada namun cuma sedikit.
Gambar terjemahan dari kode yang diperoleh dari hasil praktikum adalah menunjukkan kerapatan yang terjadi di suatu daerah atau plot. Kerapatan tersebut dapat mempengaruhi hidup tumbuhan di sekitarnya, karena adaptasi yang dilakukan cukup berbeda. Kerapatan bisa juga berpengaruh terhadap bentuk daun, kehidupan dan peranan suatu tumbuhan di dalam komunitasnya. Kerapatan dari suatu wilayah bisa juga disebabkan karena jenis tumbuhan yang ada di daerah tersebut
BAB V
KESIMPULAN
Kesimpulan yang diperoleh dari praktikum ini fisiognomi adalah deskripsi secara grafis suatu vegetasi berdasarkan kenampakan luarnya saja. Metode yang dipakai adalah dengan membuat plot sebagai pembatas dengan ukuran 30 m ke bawah dan 10 m ke samping. Metode pengkodean yang digunakan ada dua yaitu Dansereau dan Kuchler’s. Kedua metode berkaitan dengan life form tanaman yang diamati. Kebanyakan tanaman yang ditemui termasuk tanaman berkayu baik tegak atau merambat, selalu hijau (evergreen), daunnya kecil seperti rumput, tingginya antara 2- 8 m, daunnya tipis berskleropil dan hidupnya kontinu. Tanaman di daerah gunung baung juga termasuk tanaman yang homogen karena spesiea tanaman yang ditemukan terbatas.




DAFTAR PUSTAKA
Anonim. (2007). Sistem Fisiognomi. http//: google.com. diakses pada tanggal 14 Mei 2009
Anonim. (2009). Physiognomi Systems. Diadaptasi dari jurnal praktikum fisiognomi

Tidak ada komentar:

Posting Komentar