Jumat, 08 November 2013

GERAK PADA TUMBUHAN


Tumbuhan juga melakukan gerak, tetapi gerak yang dilakukan tumbuhan tidak seperti hewan dan manusia. Gerakan pada tumbuhan sangat terbatas, biasanya gerakannya tidak berpindah tempat (kecuali yang bersel satu). Bagaimana cara kita membuktikan bahwa tumbuhan juga melakukan gerak? Gerakan yang dilakukan hanya dilakukan oleh bagian tertentu, misalnya bagian ujung tunas, ujung akar, atau bagian lembar daun tertentu kecuali tumbuhan bersel satu. Gerakan tumbuhan dapat diamati dengan adanya pertumbuhan tanaman yang menuju atau ke arah tertentu. Sebagai contoh jika kita menancapkan sebatang kayu atau ranting di dekat tanaman mentimun atau tanaman lain yang merambat, maka selang beberapa waktu ranting kayu tersebut telah dibelit oleh tanaman mentimun atau tanaman yang merambat lainnya. Demikian pula akar-akar yang menembus tanah menuju ke tempat yang lembap atau berair. Peristiwa tersebut merupakan contoh bahwa tumbuhan bergerak. Jadi, gerakan tumbuhan terjadi karena adanya proses pertumbuhan dan adanya kepekaan terhadap rangsang atau iritabilita yang dimiliki oleh tumbuhan tersebut. Bagaimana terjadinya iritabilita pada tumbuhan? Seperti makhluk hidup lainnya, tumbuhan juga memiliki kepekaan terhadap rangsang tertentu. Untuk menanggapi rangsangan tersebut tumbuhan melakukan gerakan yang mungkin menuju ke arah rangsang, menjauhi rangsang, atau hanya sekedar melakukan gerak tanpa menunjukkan ke arah tertentu. Gerak pada tumbuhan yang tergolong iritabilita dibedakan menjadi tiga, yaitu tropisme, taksis, dan nasti. Gerakan ini karena pengaruh rangsang dari luar yang disebut gerak esionom.



A.Gerak Esionom
Gerak pada tumbuhan yang termasuk gerak esionom ada tiga macam, yaitu sebagai berikut.
1.Tropisme
Tropisme adalah gerakan dari sebagian tubuh tumbuhan yang dipengaruhi oleh arah rangsang dari luar. Jika gerakan tumbuhan tersebut mendekati rangsang disebut tropi positif, tetapi jika gerakan menjauhi rangsang disebut tropi negatif. Berdasarkan jenis rangsangnya, tropisme dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain sebagai berikut.
a Fototropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsang cahaya. Apabila gerak tumbuhan tersebut menuju ke arah cahaya, berarti tumbuhan tersebut melakukan gerak fototropisme positif. Tetapi apabila gerakan tumbuhan itu menjauhi arah cahaya, maka disebut fototropisme negatif. Sebagai contoh tumbuhan yang melakukan gerak fototropisme positif adalah pertumbuhan tunas tanaman biji-bijian (pada umumnya menuju ke arah cahaya)
b.Kemotropisme adalah gerak bagian tumbuhan karena adanya rangsang zat kimia. Jika geraknya mendekati rangsang disebut kemotropisme positif tetapi jika gerakannya menjauhi rangsang disebut kemotropisme negatif.
c.Geotropisme adalah gerakan bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh gravitasi (gaya tarik) bumi. Apabila arah pertumbuhan menuju ke bawah berarti termasuk gerak geotropisme positif. Contoh geotropisme positif adalah pertumbuhan akar yang selalu menuju ke bawah atau ke dalam tanah, sedangkan pertumbuhan batang yang selalu mengarah ke atas merupakan contoh gerakan geotropisme negatif.
d.Hidrotropisme adalah gerak bagian tumbuhan menuju ke arah yang basah atau berair. Arah pertumbuhan mendekati tempat yang berair disebut gerak hidrotropisme positif, sedangkan apabila arah pertumbuhan tanaman menjauhi tempat yang berair disebut gerak hidrotropisme negatif. Salah satu contoh hidrotropisme positif adalah arah pertumbuhan ujung akar di dalam tanah yang selalu menuju ke tempat yang mengandung air.
e.Tigmotropisme adalah gerak dari bagian tumbuhan akibat persinggungan. Contoh sulur markisa yang membelit dan batang mentimun yang membelit tanaman lain
2.Nasti
Nasti adalah gerak dari sebagian tubuh tumbuhan sebagai tanggapan terhadap rangsang yang datang dari luar, tetapi arah gerak tidak ditentukan oleh datangnya rangsang. Nasti dapat dibedakan menjadi enam.
a.Seismonasti adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan sentuhan. Contoh: gerak menutupnya daun putri malu (Mimo pudica) karena disentuh.
b.Niktinasi adalah gerak tidur dari tumbuh-tumbuhan karena adanya rangsang gelap. Contoh: menutupnya daun petai cina, turi, dan si kecut pada saat malam hari.
c.Fotonasti adalah gerak bagian tumbuh-tumbuhan sebagai reaksi terhadap rangsang dari luar yang arah dan pola geraknya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsang, melainkan ditentukan oleh struktur tumbuhan sendiri. Contoh: bunga kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis) yang mekar pada siang hari dan menguncup pada malam hari.
d.Termonasti adalah gerak bagian tumbuhan karena pengaruh perubahan suhu. Contoh: bunga tulip (di Eropa) mekar jika suhu naik dan menutup jika suhu turun.
e.Haptonasti adalah gerak bagian tumbuhan karena sentuhan. Contoh: daun tumbuhan insektifora, jika ada serangga yang menyentuh, daun menutup, sehingga serangga tertutup daun kemudian dicerna dengan enzim.
f.Nasti kompleks, adalah gerak nasti yang dipengaruhi oleh banyak rangsang yaitu rangsang cahaya, zat kimia, panas, dan air. Gerakan ini terjadi pada proses membuka dan menutupnya stomata.
3.Taksis
Taksis adalah gerak seluruh tubuh tumbuhan karena adanya rangsang dari luar. Berdasarkan rangsang penyebab, taksis dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a.Fototaksis adalah gerak seluruh tubuh tumbuhan karena rangsang cahaya. Contoh: gerak Euglen yang selalu mendekati cahaya.
b.Kemotaksis adalah gerak seluruh tubuh tumbuhan karena rangsang zat kimia. Contoh: gerak sperma- tozoid ke arkegonium pada tumbuhan lumut.
B.Gerak Endonom
Gerak endonom adalah gerak yang disebabkan oleh rangsang dari dalam. Gerak endonom disebut juga gerak otonom atau gerak spontan. Contohnya, gerak kloroplas dalam sel tumbuhan Hydrilla verticillata, pecahnya buah polong-polongan, membukanya kotak-kotak sporangium tumbuhan paku.
Alam:
Divisi:
Kelas:
Order:
Famili:
Genus:
Spesies:
sila lihat di bawah


Subspecies
Bougainvillea spectabilis
Pokok Bunga Kertas (bahasa Inggeris: “bougainvillea“) mempunyai bunga berwarna-warni yang berkembang sepanjang tahun dan oleh itu, telah menjadi pilihan tanaman hiasan tropika yang sangat popular. Berasal dari Amerika Selatan, pokok bunga kertas sering ditanam di taman-taman, kawasan perumahan, dan kawasan hiasan laman. Semasa pokok bunga kertas berbunga, adalah kebiasaannya bahawa kebanyakan daunnya akan luruh dan meninggalkan bunga-bunga dan dahan-dahan yang menarik. Nama botani bunga ini Bougainvillea spp.
Pokok bunga kertas mendapat nama disebabkan bunganya yang nipis dan mempunyai ciri-ciri seperti kertas. Nama Inggeris bunga ini, iaitu Bougainvilla, pula dinamakan sempena nama Louis Antoine de Bougainville, seorang Komander Laut Perancis.
Pokok bunga kertas tergolong dalam famili Nyctaginaceae yang mengandungi 28 genus dan 250 spesies. Terdapat tiga spesies utama bougainvilla di Malaysia, iaitu B. glabra, B. spectabilis, dan B. Mrs. Butt. Banyak kacukan telah dilakukan daripada tiga spesies asal ini untuk menghasilkan pokok bunga kertas yang mempunyai pelbagai warna kelopak, baik selapis mahupun banyak lapis.
Pokok bunga kertas juga menjadi pilihan kacukan untuk menjadikan pokok bunga kertas yang mempunyai pelbagai dahan dengan bunga yang berlainan warna. Pokok bunga kertas menjadi pilihan ramai disebabkan bunga berwarna-warni yang cantik dan tahan lama, mudah dijaga, serta pokoknya yang tahan lama sehingga melebihi 20 tahun (jika dijaga dengan betul). Pokok bunga kertas kini juga menjadi pilihan bagi menghasilkan pokok bonsai renek.





Klasifikasi


Kingdom
: Plantae  (tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta   (berpembuluh)
Superdivisio
: Spermatophyta   (menghasilkan biji)
Divisio
: Magnoliophyta   (berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida   (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas
: Rosidae
Ordo
: Fabales
Familia
: Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus
: Mucuna
Spesies
: Mucuna pruriens (L.) DC  var. utilis

Detil data Mucuna pruriens (L.) DC.

Spesies :
Mucuna pruriens (L.) DC.
Nama Inggris :
Velvet bean
Nama Indonesia :
Kacang babi
Deskripsi :
Liana, berbulu dengan panjang 2-18 m long. Batang menggalah, agak berbulu putih, pendek atau panjang, kadang-kadang gundul. Daun berseling, berdaun tiga, daun penumpu cepat luruh, daun samping terlihat jelas tidak simetris, berbentuk membundar telur sungsang, membelah ketupat, bundar telur atau menjorong, berukuran (5-)7-15(-19) cm x (3-)5-12(-17) cm, daun ujung simetris dan berukuran lebih kecil, ujung daun meruncing-bertusuk, pangkal daun membundar, ditutupi dengan rambut-rambut merapat berwarna abu atau keemasan yang akan menjadi hitam bila kering. Perbungaan tandan di ketiak, berisi bunga 1-banyak, berbulu keperakan. Bunga berwarna ungu kehitaman, lilac muda atau putih. Buah berbentuk lonjong, berisi 1 – 3, kadang 7 biji yang bagian ujungnya menyerong, sedikit gepeng, agak menonjol, berambut halus berwarna putih hingga coklat terang. Biji berbentuk lonjong-menjorong, sedikit gepeng, warna beragam, mulai dari coklat terang atau coklat-merah muda, sering dengan mosaik coklat gelap, moreng dengan latarbelakang abu, ungu atau hitam, hampir mengutuh hitam, abu, hitam keabuan atau putih.
Distribusi/Penyebaran :
Kara benguk mungkin asli dari Asia Tenggara atau Selatan, dan telah tersebar secara luas diseluruh daerah tropika termasuk Indonesia. Tanaman ini telah dikenal secara luas oleh masyarakat di P. Jawa, Bali, Sumatra maupun Sulawesi utara dan Maluku.
Habitat :
Kara benguk toleran terhadap rentang curah hujan tahunan yang luas dari 400-3000 mm, tetapi tidak tahan terhadap kekeringan karena sistem perakarannya yang dangkal, dan toleran terhadap kekeringan. Pertumbuhan terbaik kacang benguk bila rata-rata temperatur tahunan 19-27°C. Temperatur malam diatas 21°C dapat merangsang perbungaan. Kacang benguk memerlukan intensitas cahaya tinggi dan akan memberikan hasil kurang baik ketika ditanam bersama dengan singkong atau jagung. Kacang ini tumbuh baik pada pasir berdrainase baik, tanah liat dan utisols dengan pH 5-6.5, tetapi juga tumbuh dengan baik pada lahan berpasir asam, tidak toleran terhadap air yang berlebih. Pada lahan yang memiliki humus subur dan lapisan tanah dibawahnya asam, lapisan berikutnya rendah P dan tinggi Al, maka pertumbuhan akar akan berkumpul hanya pada lapisan humus. Jika humus subur tidak ada maka sistem perakaran akan di kembangkan luas hingga ke tanah asam.
Perbanyakan :
Perbanyakan tanaman biasanya dengan biji. Biji tidak memerlukan perlakuan apapun, tetapi biji kering perlu direndam dalam air selama 24 jam. Tingkat perkecambahan pada benih segar adalah 90-100%, akan menurun sejalan dengan waktu. Benih yang disimpan di tempat kering dan dingin akan tetap bagus untuk sekitar 2 tahun, tetapi benih yang disimpan dalam suatu tabung yang tertutup rapat selama 3 bulan akan hilang kemampuan viabilitasnya. Perkecambahan akan terjadi dalam 4-7 hari. Di Asia Tenggara, penaburan dilakukan dari Januari ke Mei, pada musim hujan. Benih ditempatkan dengan kedalaman 2 cm dengan 2-4 benih perlubang. Untuk tanaman penutup di perkebunan karet di daerah Indonesia dan Malaysia, direkomendasikan suatu pengaturan jarak 2 m x 1 m atau 1.5 m x 1.5 m, diperlukan sekitar 15 kg benih per ha. Pada perkebunan tebu di Mauritius, digunakan pengaturan jarak 60-100 cm x 60-100 cm. Ketika ditanam untuk pupuk hijau di Indonesia, benih ditaburkan dengan jarak 30 cm x 20-30 cm dengan 2 benih per lubang, sedangkan di tempat lain benih ditebar bebas. Ketika ditanam secara tumpangsari dengan jagung, benih ditaburkan berderet 90-120 cm terpisah pada dengan rata-rata jumlah 4-15 kg/ha.
Manfaat tumbuhan :
Kara benguk sebagian besar ditanam sebagai tanaman penutup dan pupuk hijau dan merupakan salah satu tanaman yang paling pantas untuk reklamasi tanah yang dipenuhi dengan rumput liar, terutama dengan Cynodon dactylon, Cyperus rotundus dan Imperata cylindrica. Di Pulau Jawa biji ini difermentasikan menjadi tempe benguk, dan diperkirakan dapat digunakan sebagai bahan baku penghasil energi. Polongnya yang belum dewasa dan daun-daun muda kadang-kadang direbus untuk dijadikan sayur-mayur. Biji Mucuna pruriens yang direbus mempunyai suatu reputasi sebagai suatu aphrodisiak. Getah dari batang digunakan untuk menghentikan pendarahan dari luka kecil. Biji yang direbus adakalanya dimakan sebagai kacang-kacangan, polong muda dan daun muda digunakan sebagai sayur-mayur. Kemampuan kacang benguk dapat menutup lahan dengan cepat adalah sangat produktif, tahan pada kebanyakan penyakit dan hama, dan dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan yang beragam. Ini adalah salah satu tanaman penutup dan pupuk hijau yang berharga, menarik petani untuk menanam kecil-kecilan. Ketahanannya terhadap penyakit dan hama juga membuat kacang ini sebagai tanaman sayuran dan polong-polongan yang menarik.
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Genus:
Spesies:
Baca artikel
Tanaman Bakung merupakan bagian dari genus Lilium, nama tanaman ini dalam bahasa Inggris adalah lily. Ada sekitar 100 suku dalam keluarga bakung (Liliaceae).
Tanaman ini bisa menyesuaikan diri dengan habitat hutan, seringkali pegunungan, dan terkadang habitat rerumputan. Beberapa mampu hidup di rawa. Pada umumnya tanaman ini lebih cocok tinggal di habitat dengan tanah yang mengandung kadar asam seimbang.
Bakung biasanya memiliki tangkai yang kokoh. Kebanyakan suku bakung membentuk umbi polos di bawah tanah. Di beberapa suku Amerika Utara dasar dari umbi ini berkembang menjadi rizoma.
Bunga bakung yang besar memiliki tiga daun bunga, acapkali wangi, dan terdapat dalam berbagai warna dari putih, kuning, jingga, merah muda, merah, ungu, warna tembaga, hingga hampir hitam. Terdapat pula corak berupa bintik-bintik.
Dalam bahasa Ibrani bunga bakung disebut syosyan dan bahasa Yunani krinon.
Ini merupakan jenis tanaman berumbi yang banyak tumbuh di daerah Palestina dan sering digunakan sebagai tanaman hias.Bunga ini kaya akan warna sesuai jenisnya, itulah sebabnya bunga bakung atau lily menjadi lambang kecantikan.
Bunga Iris, Crocus dan Narcissus juga sering digolongkan sebagai bunga bakung. Bunga bakung yang paling banyak disinggung dalam kitab Kidung Agung adalah jenis Hyacinthus orientalis yang bunganya biru.
“Bibir seperti bunga bakung”. di dalam Kidung 5:13 merujuk pada Anemone Coronaria yang berbunga merah.bakung Ketika raja Salomo mendirikan Bait Suci, ia menempatkan hiasan bunga bakung pada tiang-tiang Bait Suci ( I Raja 7:19 ; 22, 26 ; 2 Tawarikh 4:5). Kemungkinan hiasan yang dimaksud menunjuk pada pahatan bunga bakung jenis Nymphaea Caerulea.
Motif bunga bakung jenis Nymphaea Lotus ditemukan pada benda-benda arkeologi Mesir dan Palestina. Ini membuktikan bahwa bunga bakung Mesir atau Seroja Biru yang dikenal sangat indah mempunyai pengaruh yang sangat besar pada kesenian Asia Barat. “Bunga Bakung di ladang” yang disebutkan dalam Matius 6:28 dan Lukas 12:27 menunjuk kepada semua jenis bunga yang terdapat di Galilea saat itu karena pada musim semi lembah Galilea tampak begitu indah dengan bunga-bunga yang beraneka ragam
Bunga bakung Crinum asiaticum, famili Amarillydaceae, menurut kepercayaan Cina, Mesir dan Arab bunga ini dapat memberikan perlindungan terhadap penyakit wabah yang menular sekiranya ditanam diperkarangan rumah atau kebun di sekitar rumah terutamanya bakung yang berbunga putih ungu dan berdaun keunguan. Potongan umbi bunga bakung ini kononya dapat dipakai sebagai pelindung daripada pengaruh roh yang jahat jika dipasang di pintu rumah. Selain itu juga ianya boleh dipakai untuk penawar racun sengatan binatang berbisa dan mengubat luka Bakung mempunyai ketinggian antara 0,5 – 1,25 m. Di Indonesia tanaman ini biasanya ditanam di perkarangan rumah sebagai tanaman hiasan. Bakung juga tumbuh sebagai tumbuhan liar. Bunganya berbentuk corong, mekar pada malam hari dan berbau harum.
Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Subfamili:
Bangsa:
Genus:
Spesies:
S. asoca
Nama binomial Saraca asoca
Asoka (Saraca asoca (Roxb.) Wilde, suku polong-polongan atau Fabaceae), angsoka, atau kadang-kadang dikacaukan dengan soka (Ixora javanica), adalah sebuah pohon dengan bunga-bunga merah yang sangat indah. Namanya diambil dari bahasa Sansekerta yang berarti “bebas dari rasa sedih” (a-: tanpa, soka:sedih). Tumbuhan ini didatangkan dari India dan di Surakarta dan Yogyakarta biasa ditanam di pekarangan keraton dan rumah-rumah bangsawan.


240px-tamarindus_indica_pods
 





Klasifikasi


Kingdom
: Plantae  (tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta   (berpembuluh)
Superdivisio
: Spermatophyta   (menghasilkan biji)
Divisio
: Magnoliophyta   (berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida   (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas
: Rosidae
Ordo
: Fabales
Familia
: Fabaceae (suku polong-polongan)
Genus
: Tamarindus
Spesies
: Tamarindus indica L.
Asam jawa adalah sejenis buah yang masam rasanya; biasa digunakan sebagai bumbu dalam banyak masakan Indonesia sebagai perasa atau penambah rasa asam dalam makanan, misalnya pada sayur asam atau kadang-kadang kuah pempek.
Asam jawa dihasilkan oleh pohon yang bernama ilmiah Tamarindus indica, termasuk ke dalam suku Fabaceae (Leguminosae). Spesies ini adalah satu-satunya anggota marga Tamarindus. Nama lain asam jawa adalah asam (Mly.), asem (Jw.), sampalok (Tagalog), ma-kham (Thai), dan tamarind (Ingg.). Buah yang telah tua dan sangat masak biasa disebut asem kawak.

Etimologi
“Asam” adalah nama umum yang dipakai untuk semua bumbu dapur pemberi rasa masam pada masakan, termasuk juga asam kandis dan asam gelugur. Nama “asam jawa” dipakai oleh orang Melayu karena dipakai dalam masakan Jawa. Tumbuhan ini sendiri didatangkan oleh orang-orang dari India.
Nama Tamarindus dan tamarind diturunkan dari bahasa Arab  tamr hindī. Artinya kurang lebih: kurma India
Pemerian
Pohon asam berperawakan besar, selalu hijau (tidak mengalami masa gugur daun), tinggi sampai 30 m dan diameter batang di pangkal hingga 2 m. Kulit batang berwarna coklat keabu-abuan, kasar dan memecah, beralur-alur vertikal. Tajuknya rindang dan lebat berdaun, melebar dan membulat.
Daun majemuk menyirip genap, panjang 5-13 cm, terletak berseling, dengan daun penumpu seperti pita meruncing, merah jambu keputihan. Anak daun lonjong menyempit, 8-16 pasang, masing-masing berukuran 0,5-1 × 1-3,5 cm, bertepi rata, pangkalnya miring dan membundar, ujung membundar sampai sedikit berlekuk.
Bunga tersusun dalam tandan renggang, di ketiak daun atau di ujung ranting, sampai 16 cm panjangnya. Bunga kupu-kupu dengan kelopak 4 buah dan daun mahkota 5 buah, berbau harum. Mahkota kuning keputihan dengan urat-urat merah coklat, sampai 1,5 cm.
Buah polong yang menggelembung, hampir silindris, bengkok atau lurus, berbiji sampai 10 butir, sering dengan penyempitan di antara dua biji, kulit buah (eksokarp) mengeras berwarna kecoklatan atau kelabu bersisik, dengan urat-urat yang mengeras dan liat serupa benang. Daging buah (mesokarp) putih kehijauan ketika muda, menjadi merah kecoklatan sampai kehitaman ketika sangat masak, asam manis dan melengket. Biji coklat kehitaman, mengkilap dan keras, agak persegi.
Penyebaran dan ekologi
Asam jawa termasuk tumbuhan tropis. Asal-usulnya diperkirakan dari savana Afrika timur di mana jenis liarnya ditemukan, salah satunya di Sudan. Semenjak ribuan tahun, tanaman ini telah menjelajah ke Asia tropis, dan kemudian juga ke Karibia dan Amerika Latin. Di banyak tempat yang bersesuaian, termasuk di Indonesia, tanaman ini sebagian meliar seperti di hutan-hutan savana.
Pohon asam dapat tumbuh baik hingga ketinggian sekitar 1.000 m dpl, pada tanah berpasir atau tanah liat, khususnya di wilayah yang musim keringnya jelas dan cukup panjang.
Hasil dan kegunaan
Daging buah asam jawa sangat populer, dan digunakan dalam aneka bahan masakan atau bumbu di berbagai belahan dunia. Buah yang muda sangat masam rasanya, dan biasa digunakan sebagai bumbu sayur asam atau campuran rujak. Buah yang telah masak dapat disimpan lama setelah dikupas dan sedikit dikeringkan dengan bantuan sinar matahari. Asem kawak –demikian ia biasa disebut– inilah yang biasa diperdagangkan antar pulau dan antar negara. Selain sebagai bumbu, untuk memberikan rasa asam atau untuk menghilangkan bau amis ikan, asem kawak biasa digunakan sebagai bahan sirup, selai, gula-gula, dan jamu.
Thailand juga menghasilkan asam jawa yang manis rasanya. Buah ini populer dan dimakan dalam keadaan segar; karena itu diekspor dalam bentuk polong yang belum dikupas.
Biji asam biasa dimakan setelah direndam dan direbus, atau setelah dipanggang. Selain itu, biji asam juga dijadikan tepung untuk membuat kue atau roti.
Di samping daging buah, banyak bagian pohon asam yang dapat dijadikan bahan obat tradisional. Daun mudanya (Jw. sinom) digunakan sebagai tapal untuk mengurangi radang dan rasa sakit di persendian, di atas luka atau pada sakit rematik. Daun muda yang direbus untuk mengobati batuk dan demam. Kulit kayunya yang ditumbuk digunakan untuk menyembuhkan luka, borok, bisul dan ruam. Kulit kayu asam juga digunakan sebagai obat kuat. Tepung bijinya untuk mengobati disentri dan diare.
Kayu teras asam jawa berwarna coklat kemerahan, berat, keras dan bertekstur halus, sehingga kerap digunakan untuk membuat mebel, kerajinan, ukir-ukiran dan patung. Bagi anak-anak di Jawa Tengah, kayu asam merupakan kayu pilihan untuk membuat gasing. Biji asam juga kerap digunakan dalam permainan congklak atau dakon.
Pohon asam biasa ditanam di tepi jalan sebagai peneduh, terutama terkenal di sepanjang jalan raya Daendels, dari Anyer hingga Panarukan.
Pelaut-pelaut Bugis pada masa lalu diketahui menanam pohon asam jawa di pantai utara Australia, di Northern Territory di saat mereka beristirahat menunggu datangnya angin untuk kembali ke daerah asal. Pohon-pohon asam jawa ini menjadi petunjuk kontak orang Aborigin setempat terhadap orang luar sebelum kedatangan orang Eropa.




buah
 




Kerajaan:
Divisi:
Kelas:
Ordo:
Famili:
Subfamili:
Genus:
Spesies:
M. domestica
Nama binomial Malus domestica
Uraian
Apel (Pyrus malus) dapat hidup subur di daerah yang mempunyai temperatur udara dingin. Tumbuhan ini di Eropa dibudidayakan terutama di daerah subtropis bagian Utara. Sedang apel lokal di Indonesia yang terkenal berasal dari daerah Malang, Jawa Timur. Atau juga berasal dari daerah Gunung Pangrango, Jawa Barat. Di Indonesia, apel dapat tumbuh dan berkembang dengan baik apabila dibudidayakan pada daerah yang mempunyai ketinggian sekitar 1200 meter di atas permukaan laut. Tumbuhan apel dikatagorikan sebagai salah satu anggota keluarga mawar-mawaran dan mempunyai tinggi batang pohon dapat mencapai 7-10 meter. Daun apel sangat mirip dengan daun tumbuhan bunga mawar. Berbentuk bulat telur dan dihiasi gerigi-gerigi kecil pada tepiannya. Pada usia produktif, apel biasanya akan berbunga pada sekitar bulan Juli. Buah apel yang berukuran macam-macam tersebut sebenarnya merupakan bunga yang membesar atau mengembang sehingga menjadi buah yang padat dan berisi.
Apel ialah jenis buah, atau pohon yang menumbuhkan pohon ini. Buah apel biasanya merah di luar saat masak (siap dimakan), namun bisa juga hijau atau kuning. Kulit buahnya sangan lembek. Dagingnya keras. Ada banyak bibit di dalamnya, which.
Orang mulai pertama kali menumbuhkan apel di Asia Tengah. Kini apel berkembang di banyak daerah di dunia yang lebih dingin. Nama ilmiah pohon apel dalam bahasa Latin ialah Malus. Kebanyakan apel yang ditanam orang ialah Malus sylvestris.
Kebanyakan apel bagus dimakan mentah-mentah (tak dimasak), dan juga digunakan banyak jenis makanan pesta. Apel dimasak sampai lembek untuk membuat saus apel. Apel juga dibuat menjadi minuman jus apel dan sari buah apel.
Jenis-jenis apel
Ada banyak jenis apel yang berbeda, termasuk:
  • Apel Malang
  • Granny Smith
  • Pink Lady
  • Golden Delicious
  • Gala
  • Red Delicious.
anyelir2
Regnum:
Kelas:
Ordo:
Familia:
Genus:
Spesies:
D. caryophyllus
Dianthus caryophyllus
Bunga anyelir atau disebut juga bunga teluki, dikenal dalam bahasa Inggris sebagai carnation, mempunyai nama ilmiah Dianthus caryophyllus. Tanaman ini berasal dari kawasan Mediterania. Bunga anyelir memiliki warna yang terang dan berwarna-warni, sehingga sering digunakan sebagai hiasan. Ada dua jenis tanaman anyelir yaitu jenis satu bunga bagi setiap tangkai dan jenis ‘spray’, banyak bunga bagi setiap tangkai.
Tanaman bunga anyelir dapat hidup selama 18-20 bulan. Tanaman ini dapat mencapai ketinggian sampai 2 meter, namun untuk dapat tumbuh tegak ia harus diikat dengan penyokong. Garis pusat batang tanaman bunga anyelir dapat mencapai 1 cm. dan biasanya membengkak pada buku/ruas.
Diskripsi:
Habitus            : Terna, menahun, tinggi 30-100 cm,
Batang : Bulat, beruas-ruas, licin, permukaan berlilin, hijau kebiruan.
Daun               : Tunggal, tersebar, duduk berkarang, tanpa tangkai daun,pangkal memeluk batang, bentuk lanset, ujung runcing, tepirata, panjang 5-10 cm, lebar 5-10 mm, pertulangan sejajar,permukaan licin, tebal, hijau.
Bunga  : Majemuk, bentuk malai, terletak di ujung batang atau di ketiak daun, bunga sempuma, berkelamin ganda, dasar kelopak berlekatan membentuk tabung, ujung bergerigi, panjang 2-3 cm, benang sari dan putik tidak tampak, mahkota berlepasan, bentuk asimetris, panjang 3-5 cm, halus, warna merah muda, berbau harum
Buah                : Bentuk elips, kecil, coklat.
Biji                  : Bentuk elips, kecil, lunak, putih
Akar                : Serabut,berwarna putih kehitaman.
Ekologi dan penyebaran
Merupakan tumbuhan yang umum dibudidayakan sebagai tanaman hias di kebun-kebun atau pekarangan. Tumbuh baik di daerah pegunungan pada ketinggian 1.000 m sampai 1.800 m di atas permukaan laut. Menyukai tanah yang gembur dan subur dan dapat dipanen sepanjang tahun.
Bagian yang digunakan
Daun dan bunga dalam keadaan segar atau setelah dikeringkan
Kegunaan

avocado23













Klasifikasi


Kingdom
: Plantae  (tumbuhan)
Subkingdom
: Tracheobionta   (berpembuluh)
Superdivisio
: Spermatophyta   (menghasilkan biji)
Divisio
: Magnoliophyta   (berbunga)
Kelas
: Magnoliopsida   (berkeping dua / dikotil)
Sub-kelas
: Magnoliidae
Ordo
: Laurales
Familia
Genus
: Persea
Spesies
: Persea americana P. Mill
Apokat
Apokat (KBBI: Avokad), alpukat, atau Persea americana ialah tumbuhan penghasil buah meja dengan nama sama. Berasal dari Meksiko, Amerika Tengah, dan Guam. Banyak dibudidayakan di Amerika Selatan dan Amerika Tengah.
Batangnya bisa mencapai tinggi 20m dengan daun sepanjang 12 hingga 25 sentimeter. Bunganya tersembunyi dengan warna hijau kekuningan dan ukuran 5 hingga 10 milimeter. Ukurannya bervariasi dari 7 hingga 20 sentimeter, dengan massa 100 hingga 1000 gram, dan biji yang besar, 5 hingga 6.4 sentimeter.
Buahnya bertipe buni, memiliki kulit lembut tak rata berwarna hijau tua hingga ungu kecoklatan, tergantung pada varietasnya. Daging buah alpukat berwarna hijau muda dekat kulit dan kuning muda dekat biji, dengan tekstur lembut.
Asal Alpukat
Asal kata alpukat atau avokad berasal dari bahasa Aztek yaitu ahuacatl. Suku Aztek berada di daerah Amerika Tengah dan Meksiko. Karena itu, buah ini pada awalnya dikenal di daerah tersebut. Kemudian pada saat pasukan Spanyok memasuki wilayah tersebut sekitar awal abad ke-16, buah alpukat bersama buah lainnya dari daerah tersebut diperkenalkan kepada penduduk Eropa.
Orang pertama yang memperkenalkan buah alpukat kepada penduduk Eropa yaitu Martín Fernández de Enciso, salah seorang pemimpin pasukan Spanyol. Dia memperkenalkan buah ini pada tahun 1519 kepada orang-orang Eropa. Pada saat yang sama juga, para pasukan Spanyol yang menjajah Amerika Tengah juga memperkenalkan coklat, jagung dan kentang kepada masyarakat Eropa. Sejak itulah buah alpukat mulai disebar dan dikenal oleh banyak penduduk dunia.
Pohon Serbaguna
Pohon alpukat memiliki banyak manfaat. Biji alpukat digunakan dalam industri pakaian sebagai pewarna yang tidak mudah luntur. Batang pohonnya dapat digunakan sebagai bahan bakar. Kulit pohonnya digunakan sebagai pewarna warna coklat pada produk dari bahan kulit. Sedangkan daging buahnya dapat dijadikan hidangan serta menjadi bahan dasar untuk beberapa produk kosmetik dan kecantikan.
.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar