Selasa, 05 November 2013


Rumah Tradisional Kaki Seribu -Kami suku Arfak - Manokwari (Kab.Pegaf)
 Kami Masyarakat Arfak adalah komunitas asli terbesar di kabupaten Manokwari, sebagian besar berdiam di bagian tengah kepala burung pulau papua. Suku Besar Arfak terdiri dari beberapa sub suku yaitu, Sougb, Hatam dan Meyah yang memiliki adat dan budaya yang sama namun berbeda bahasa. Uniknya adalah walaupun berbeda bahasa, masyarakat sub suku dapat saling mengerti. 
foto  Rumah kaki seribu di sururey


Kampung-kampung orang Arfak terletak di sekitar Kawasan Cagar Alam Pegunungan Arfak. Luas Cagar Alam Pegunungan Arfak,kaya raya dengan Danau laki-laki(Angiji Giji) dan danau perempuan(Angiji Gida) kaya dengan ekosistem yang sangat menarik.
Secara tradisional orang atau suku Arfak tinggal di rumah tertutup yang hanya memiliki dua pintu, depan dan belakang. Bentuknya unik, dibangun dengan konstruksi rumah panggung yang seluruhnya terbuat dari bahan kayu dan atap adalah dri spesies pandan (pandanus)  rumah tradisional suku besar Arfak; tiang penyangga ini begitu banyak sehingga orang awam menyebutnya Rumah Kaki Seribu. Saat ini populasinya semakin berkurang dan hanya bisa ditemui di kampung-kampung, pinggiran distrik sururey pedalaman di bagian tengah seblah Danau Angiji Giji Pegunungan Arfak.

Rumah Kaki Seribu, begitu kami menyebut bangunan tempat tinggal yang terbuat dari kayu berbentuk panggung. Berbeda dari kebanyakan rumah adat berbentuk panggung, yang hanya memiliki tiang penyangga atau kaki di setiap sudutnya saja, rumah tinggal bagi Suku Arfak di pegunungan ini memiliki banyak kaki. Bahkan jarak setiap kaki-kaki bangunan kami buat hanya sekitar 20-30 centimeter saja. Itulah sebabnya kami menyebutnya Rumah Kaki Seribu.

Kondisi geografis wilayah Pegunungan Arfak berupa bukit-bukit terjal dengan ketinggian permukaan laut..

Kondisi alam seperti itulah dan ditambah lagi dengan suhu udara yang dingin membuat masyarakat di Pegunungan Arfak harus menyesuaikan diri. Termasuk dalam hal mendirikan bangunan hunian kami. Dari cerita yang saya dapatdari Dete saya Mohoinek Saibabahwa dapat tentang rumah kaki seribu, masyarakat mendirikan bangunan seperti itu untuk menghindar dari serangan hewan buas dan melindungi diri.

Seluruh sambungan kayu tiang, lantai, dinding dan atap diikat dengan tali serat rotan dan serat kulit kayu. Sebuah tampilan bangunan sederhana namun tetap fungsional, memiliki estetika dan ciri khas yang kuat.

Refrensi
Yopie saiba sururey 5 November 2013

Tidak ada komentar:

Posting Komentar