Tumbuhan
juga melakukan gerak, tetapi gerak yang dilakukan tumbuhan tidak seperti hewan
dan manusia. Gerakan pada tumbuhan sangat terbatas, biasanya gerakannya tidak
berpindah tempat (kecuali yang bersel satu). Bagaimana cara kita membuktikan
bahwa tumbuhan juga melakukan gerak? Gerakan yang dilakukan hanya dilakukan
oleh bagian tertentu, misalnya bagian ujung tunas, ujung akar, atau bagian
lembar daun tertentu kecuali tumbuhan bersel satu. Gerakan tumbuhan dapat
diamati dengan adanya pertumbuhan tanaman yang menuju atau ke arah tertentu.
Sebagai contoh jika kita menancapkan sebatang kayu atau ranting di dekat
tanaman mentimun atau tanaman lain yang merambat, maka selang beberapa waktu
ranting kayu tersebut telah dibelit oleh tanaman mentimun atau tanaman yang
merambat lainnya. Demikian pula akar-akar yang menembus tanah menuju ke tempat
yang lembap atau berair. Peristiwa tersebut merupakan contoh bahwa tumbuhan
bergerak. Jadi, gerakan tumbuhan terjadi karena adanya proses pertumbuhan dan
adanya kepekaan terhadap rangsang atau iritabilita yang dimiliki oleh tumbuhan
tersebut. Bagaimana terjadinya iritabilita pada tumbuhan? Seperti makhluk hidup
lainnya, tumbuhan juga memiliki kepekaan terhadap rangsang tertentu. Untuk
menanggapi rangsangan tersebut tumbuhan melakukan gerakan yang mungkin menuju
ke arah rangsang, menjauhi rangsang, atau hanya sekedar melakukan gerak tanpa
menunjukkan ke arah tertentu. Gerak pada tumbuhan yang tergolong iritabilita
dibedakan menjadi tiga, yaitu tropisme, taksis, dan nasti. Gerakan ini karena
pengaruh rangsang dari luar yang disebut gerak esionom.
A.Gerak
Esionom
Gerak
pada tumbuhan yang termasuk gerak esionom ada tiga macam, yaitu sebagai
berikut.
1.Tropisme
Tropisme adalah gerakan dari sebagian tubuh tumbuhan yang dipengaruhi oleh arah rangsang dari luar. Jika gerakan tumbuhan tersebut mendekati rangsang disebut tropi positif, tetapi jika gerakan menjauhi rangsang disebut tropi negatif. Berdasarkan jenis rangsangnya, tropisme dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain sebagai berikut.
1.Tropisme
Tropisme adalah gerakan dari sebagian tubuh tumbuhan yang dipengaruhi oleh arah rangsang dari luar. Jika gerakan tumbuhan tersebut mendekati rangsang disebut tropi positif, tetapi jika gerakan menjauhi rangsang disebut tropi negatif. Berdasarkan jenis rangsangnya, tropisme dibedakan menjadi beberapa jenis, antara lain sebagai berikut.
a
Fototropisme adalah gerak bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh rangsang
cahaya. Apabila gerak tumbuhan tersebut menuju ke arah cahaya, berarti tumbuhan
tersebut melakukan gerak fototropisme positif. Tetapi apabila gerakan tumbuhan
itu menjauhi arah cahaya, maka disebut fototropisme negatif. Sebagai contoh
tumbuhan yang melakukan gerak fototropisme positif adalah pertumbuhan tunas
tanaman biji-bijian (pada umumnya menuju ke arah cahaya)
b.Kemotropisme
adalah gerak bagian tumbuhan karena adanya rangsang zat kimia. Jika geraknya
mendekati rangsang disebut kemotropisme positif tetapi jika gerakannya menjauhi
rangsang disebut kemotropisme negatif.
c.Geotropisme
adalah gerakan bagian tumbuhan yang dipengaruhi oleh gravitasi (gaya tarik)
bumi. Apabila arah pertumbuhan menuju ke bawah berarti termasuk gerak
geotropisme positif. Contoh geotropisme positif adalah pertumbuhan akar yang
selalu menuju ke bawah atau ke dalam tanah, sedangkan pertumbuhan batang yang
selalu mengarah ke atas merupakan contoh gerakan geotropisme negatif.
d.Hidrotropisme
adalah gerak bagian tumbuhan menuju ke arah yang basah atau berair. Arah
pertumbuhan mendekati tempat yang berair disebut gerak hidrotropisme positif,
sedangkan apabila arah pertumbuhan tanaman menjauhi tempat yang berair disebut
gerak hidrotropisme negatif. Salah satu contoh hidrotropisme positif adalah
arah pertumbuhan ujung akar di dalam tanah yang selalu menuju ke tempat yang
mengandung air.
e.Tigmotropisme
adalah gerak dari bagian tumbuhan akibat persinggungan. Contoh sulur markisa
yang membelit dan batang mentimun yang membelit tanaman lain
2.Nasti
Nasti adalah gerak dari sebagian tubuh tumbuhan sebagai tanggapan terhadap rangsang yang datang dari luar, tetapi arah gerak tidak ditentukan oleh datangnya rangsang. Nasti dapat dibedakan menjadi enam.
Nasti adalah gerak dari sebagian tubuh tumbuhan sebagai tanggapan terhadap rangsang yang datang dari luar, tetapi arah gerak tidak ditentukan oleh datangnya rangsang. Nasti dapat dibedakan menjadi enam.
a.Seismonasti
adalah gerak bagian tumbuhan karena rangsangan sentuhan. Contoh: gerak menutupnya
daun putri malu (Mimo pudica) karena disentuh.
b.Niktinasi
adalah gerak tidur dari tumbuh-tumbuhan karena adanya rangsang gelap. Contoh:
menutupnya daun petai cina, turi, dan si kecut pada saat malam hari.
c.Fotonasti adalah gerak bagian tumbuh-tumbuhan sebagai reaksi terhadap rangsang dari luar yang arah dan pola geraknya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsang, melainkan ditentukan oleh struktur tumbuhan sendiri. Contoh: bunga kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis) yang mekar pada siang hari dan menguncup pada malam hari.
d.Termonasti adalah gerak bagian tumbuhan karena pengaruh perubahan suhu. Contoh: bunga tulip (di Eropa) mekar jika suhu naik dan menutup jika suhu turun.
e.Haptonasti adalah gerak bagian tumbuhan karena sentuhan. Contoh: daun tumbuhan insektifora, jika ada serangga yang menyentuh, daun menutup, sehingga serangga tertutup daun kemudian dicerna dengan enzim.
c.Fotonasti adalah gerak bagian tumbuh-tumbuhan sebagai reaksi terhadap rangsang dari luar yang arah dan pola geraknya tidak dipengaruhi oleh arah datangnya rangsang, melainkan ditentukan oleh struktur tumbuhan sendiri. Contoh: bunga kembang sepatu (Hibiscus rosasinensis) yang mekar pada siang hari dan menguncup pada malam hari.
d.Termonasti adalah gerak bagian tumbuhan karena pengaruh perubahan suhu. Contoh: bunga tulip (di Eropa) mekar jika suhu naik dan menutup jika suhu turun.
e.Haptonasti adalah gerak bagian tumbuhan karena sentuhan. Contoh: daun tumbuhan insektifora, jika ada serangga yang menyentuh, daun menutup, sehingga serangga tertutup daun kemudian dicerna dengan enzim.
f.Nasti
kompleks, adalah gerak nasti yang dipengaruhi oleh banyak rangsang yaitu
rangsang cahaya, zat kimia, panas, dan air. Gerakan ini terjadi pada proses
membuka dan menutupnya stomata.
3.Taksis
Taksis adalah gerak seluruh tubuh tumbuhan karena adanya rangsang dari luar. Berdasarkan rangsang penyebab, taksis dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a.Fototaksis adalah gerak seluruh tubuh tumbuhan karena rangsang cahaya. Contoh: gerak Euglen yang selalu mendekati cahaya.
Taksis adalah gerak seluruh tubuh tumbuhan karena adanya rangsang dari luar. Berdasarkan rangsang penyebab, taksis dibedakan menjadi dua, yaitu sebagai berikut.
a.Fototaksis adalah gerak seluruh tubuh tumbuhan karena rangsang cahaya. Contoh: gerak Euglen yang selalu mendekati cahaya.
b.Kemotaksis
adalah gerak seluruh tubuh tumbuhan karena rangsang zat kimia. Contoh: gerak
sperma- tozoid ke arkegonium pada tumbuhan lumut.
B.Gerak
Endonom
Gerak
endonom adalah gerak yang disebabkan oleh rangsang dari dalam. Gerak endonom
disebut juga gerak otonom atau gerak spontan. Contohnya, gerak kloroplas dalam
sel tumbuhan Hydrilla verticillata, pecahnya buah polong-polongan, membukanya
kotak-kotak sporangium tumbuhan paku.
Alam:
|
|
Divisi:
|
|
Kelas:
|
|
Order:
|
|
Famili:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
sila lihat di bawah
|
Subspecies
Bougainvillea spectabilis
Pokok Bunga Kertas (bahasa
Inggeris: “bougainvillea“) mempunyai bunga
berwarna-warni yang berkembang sepanjang tahun dan oleh itu, telah menjadi
pilihan tanaman hiasan tropika
yang sangat popular. Berasal dari Amerika
Selatan, pokok bunga kertas sering ditanam di taman-taman,
kawasan perumahan, dan kawasan hiasan laman. Semasa pokok bunga kertas
berbunga, adalah kebiasaannya bahawa kebanyakan daunnya
akan luruh dan meninggalkan bunga-bunga dan dahan-dahan yang menarik. Nama
botani bunga ini Bougainvillea spp.
Pokok bunga kertas mendapat nama disebabkan
bunganya yang nipis dan mempunyai ciri-ciri seperti kertas.
Nama Inggeris bunga ini, iaitu Bougainvilla, pula dinamakan sempena nama
Louis
Antoine de Bougainville, seorang Komander Laut Perancis.
Pokok bunga kertas tergolong dalam famili Nyctaginaceae
yang mengandungi 28 genus
dan 250 spesies.
Terdapat tiga spesies utama bougainvilla di Malaysia,
iaitu B. glabra, B. spectabilis, dan B. Mrs. Butt. Banyak kacukan telah dilakukan daripada
tiga spesies asal ini untuk menghasilkan pokok bunga kertas yang mempunyai
pelbagai warna kelopak, baik selapis mahupun
banyak lapis.
Pokok bunga kertas juga menjadi pilihan
kacukan untuk menjadikan pokok bunga kertas yang mempunyai pelbagai dahan
dengan bunga yang berlainan warna. Pokok bunga kertas menjadi pilihan ramai
disebabkan bunga berwarna-warni yang cantik dan tahan lama, mudah dijaga, serta
pokoknya yang tahan lama sehingga melebihi 20 tahun (jika dijaga dengan betul).
Pokok bunga kertas kini juga menjadi pilihan bagi menghasilkan pokok bonsai renek.
Klasifikasi
Kingdom
|
:
Plantae (tumbuhan)
|
Subkingdom
|
:
Tracheobionta (berpembuluh)
|
Superdivisio
|
:
Spermatophyta (menghasilkan biji)
|
Divisio
|
:
Magnoliophyta (berbunga)
|
Kelas
|
:
Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
|
Sub-kelas
|
:
Rosidae
|
Ordo
|
:
Fabales
|
Familia
|
|
Genus
|
:
Mucuna
|
Spesies
|
:
Mucuna pruriens (L.) DC var. utilis
|
Detil
data Mucuna pruriens (L.) DC.
|
Spesies :
|
Mucuna
pruriens (L.) DC.
|
Nama
Inggris :
|
Velvet
bean
|
Nama
Indonesia :
|
Kacang
babi
|
Deskripsi :
|
Liana,
berbulu dengan panjang 2-18 m long. Batang menggalah, agak berbulu putih,
pendek atau panjang, kadang-kadang gundul. Daun berseling, berdaun tiga, daun
penumpu cepat luruh, daun samping terlihat jelas tidak simetris, berbentuk
membundar telur sungsang, membelah ketupat, bundar telur atau menjorong,
berukuran (5-)7-15(-19) cm x (3-)5-12(-17) cm, daun ujung simetris dan
berukuran lebih kecil, ujung daun meruncing-bertusuk, pangkal daun membundar,
ditutupi dengan rambut-rambut merapat berwarna abu atau keemasan yang akan
menjadi hitam bila kering. Perbungaan tandan di ketiak, berisi bunga
1-banyak, berbulu keperakan. Bunga berwarna ungu kehitaman, lilac muda atau
putih. Buah berbentuk lonjong, berisi 1 – 3, kadang 7 biji yang bagian
ujungnya menyerong, sedikit gepeng, agak menonjol, berambut halus berwarna
putih hingga coklat terang. Biji berbentuk lonjong-menjorong, sedikit gepeng,
warna beragam, mulai dari coklat terang atau coklat-merah muda, sering dengan
mosaik coklat gelap, moreng dengan latarbelakang abu, ungu atau hitam, hampir
mengutuh hitam, abu, hitam keabuan atau putih.
|
Distribusi/Penyebaran :
|
Kara
benguk mungkin asli dari Asia Tenggara atau Selatan, dan telah tersebar
secara luas diseluruh daerah tropika termasuk Indonesia. Tanaman ini telah
dikenal secara luas oleh masyarakat di P. Jawa, Bali, Sumatra maupun Sulawesi
utara dan Maluku.
|
Habitat :
|
Kara
benguk toleran terhadap rentang curah hujan tahunan yang luas dari 400-3000
mm, tetapi tidak tahan terhadap kekeringan karena sistem perakarannya yang
dangkal, dan toleran terhadap kekeringan. Pertumbuhan terbaik kacang benguk
bila rata-rata temperatur tahunan 19-27°C. Temperatur malam diatas 21°C dapat
merangsang perbungaan. Kacang benguk memerlukan intensitas cahaya tinggi dan
akan memberikan hasil kurang baik ketika ditanam bersama dengan singkong atau
jagung. Kacang ini tumbuh baik pada pasir berdrainase baik, tanah liat dan
utisols dengan pH 5-6.5, tetapi juga tumbuh dengan baik pada lahan berpasir
asam, tidak toleran terhadap air yang berlebih. Pada lahan yang memiliki
humus subur dan lapisan tanah dibawahnya asam, lapisan berikutnya rendah P
dan tinggi Al, maka pertumbuhan akar akan berkumpul hanya pada lapisan humus.
Jika humus subur tidak ada maka sistem perakaran akan di kembangkan luas
hingga ke tanah asam.
|
Perbanyakan :
|
Perbanyakan
tanaman biasanya dengan biji. Biji tidak memerlukan perlakuan apapun, tetapi
biji kering perlu direndam dalam air selama 24 jam. Tingkat perkecambahan pada
benih segar adalah 90-100%, akan menurun sejalan dengan waktu. Benih yang
disimpan di tempat kering dan dingin akan tetap bagus untuk sekitar 2 tahun,
tetapi benih yang disimpan dalam suatu tabung yang tertutup rapat selama 3
bulan akan hilang kemampuan viabilitasnya. Perkecambahan akan terjadi dalam
4-7 hari. Di Asia Tenggara, penaburan dilakukan dari Januari ke Mei, pada
musim hujan. Benih ditempatkan dengan kedalaman 2 cm dengan 2-4 benih
perlubang. Untuk tanaman penutup di perkebunan karet di daerah Indonesia dan
Malaysia, direkomendasikan suatu pengaturan jarak 2 m x 1 m atau 1.5 m x 1.5
m, diperlukan sekitar 15 kg benih per ha. Pada perkebunan tebu di Mauritius,
digunakan pengaturan jarak 60-100 cm x 60-100 cm. Ketika ditanam untuk pupuk
hijau di Indonesia, benih ditaburkan dengan jarak 30 cm x 20-30 cm dengan 2
benih per lubang, sedangkan di tempat lain benih ditebar bebas. Ketika
ditanam secara tumpangsari dengan jagung, benih ditaburkan berderet 90-120 cm
terpisah pada dengan rata-rata jumlah 4-15 kg/ha.
|
Manfaat
tumbuhan :
|
Kara
benguk sebagian besar ditanam sebagai tanaman penutup dan pupuk hijau dan
merupakan salah satu tanaman yang paling pantas untuk reklamasi tanah yang
dipenuhi dengan rumput liar, terutama dengan Cynodon dactylon, Cyperus
rotundus dan Imperata cylindrica. Di Pulau Jawa biji ini difermentasikan
menjadi tempe benguk, dan diperkirakan dapat digunakan sebagai bahan baku
penghasil energi. Polongnya yang belum dewasa dan daun-daun muda
kadang-kadang direbus untuk dijadikan sayur-mayur. Biji Mucuna pruriens yang
direbus mempunyai suatu reputasi sebagai suatu aphrodisiak. Getah dari batang
digunakan untuk menghentikan pendarahan dari luka kecil. Biji yang direbus
adakalanya dimakan sebagai kacang-kacangan, polong muda dan daun muda
digunakan sebagai sayur-mayur. Kemampuan kacang benguk dapat menutup lahan
dengan cepat adalah sangat produktif, tahan pada kebanyakan penyakit dan
hama, dan dapat menyesuaikan diri dengan kondisi lingkungan yang beragam. Ini
adalah salah satu tanaman penutup dan pupuk hijau yang berharga, menarik
petani untuk menanam kecil-kecilan. Ketahanannya terhadap penyakit dan hama
juga membuat kacang ini sebagai tanaman sayuran dan polong-polongan yang
menarik.
|
Kerajaan:
|
|
Divisi:
|
|
Kelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
Baca artikel
|
Tanaman Bakung merupakan bagian dari
genus Lilium,
nama tanaman
ini dalam bahasa Inggris
adalah lily. Ada sekitar 100 suku dalam keluarga bakung (Liliaceae).
Tanaman ini bisa menyesuaikan diri dengan
habitat hutan, seringkali pegunungan, dan terkadang habitat rerumputan.
Beberapa mampu hidup di rawa. Pada umumnya tanaman ini lebih cocok tinggal di
habitat dengan tanah yang mengandung kadar asam seimbang.
Bakung biasanya memiliki tangkai yang kokoh.
Kebanyakan suku bakung membentuk umbi polos di bawah tanah. Di beberapa suku
Amerika Utara dasar dari umbi ini berkembang menjadi rizoma.
Bunga bakung yang besar memiliki tiga daun
bunga, acapkali wangi, dan terdapat dalam berbagai warna dari putih, kuning,
jingga, merah muda, merah, ungu, warna tembaga, hingga hampir hitam. Terdapat
pula corak berupa bintik-bintik.
Dalam bahasa Ibrani bunga bakung disebut syosyan
dan bahasa Yunani krinon.
Ini merupakan jenis tanaman berumbi yang
banyak tumbuh di daerah Palestina dan sering digunakan sebagai tanaman hias.Bunga
ini kaya akan warna sesuai jenisnya, itulah sebabnya bunga bakung atau
lily menjadi lambang kecantikan.
Bunga Iris, Crocus dan Narcissus juga sering
digolongkan sebagai bunga bakung. Bunga bakung yang paling banyak disinggung
dalam kitab Kidung Agung adalah jenis Hyacinthus orientalis yang
bunganya biru.
“Bibir seperti bunga bakung”. di dalam Kidung
5:13 merujuk pada Anemone Coronaria yang berbunga merah. Ketika raja Salomo
mendirikan Bait Suci, ia menempatkan hiasan bunga bakung pada tiang-tiang Bait
Suci ( I Raja 7:19 ; 22, 26 ; 2 Tawarikh 4:5). Kemungkinan hiasan yang dimaksud
menunjuk pada pahatan bunga bakung jenis Nymphaea Caerulea.
Motif bunga bakung jenis Nymphaea Lotus
ditemukan pada benda-benda arkeologi Mesir dan Palestina. Ini membuktikan bahwa
bunga bakung Mesir atau Seroja Biru yang dikenal sangat indah mempunyai
pengaruh yang sangat besar pada kesenian Asia Barat. “Bunga Bakung di ladang”
yang disebutkan dalam Matius 6:28 dan Lukas 12:27 menunjuk kepada semua jenis
bunga yang terdapat di Galilea saat itu karena pada musim semi lembah Galilea
tampak begitu indah dengan bunga-bunga yang beraneka ragam
Bunga bakung Crinum asiaticum, famili
Amarillydaceae, menurut kepercayaan Cina, Mesir dan Arab bunga ini dapat
memberikan perlindungan terhadap penyakit wabah yang menular sekiranya ditanam
diperkarangan rumah atau kebun di sekitar rumah terutamanya bakung yang
berbunga putih ungu dan berdaun keunguan. Potongan umbi bunga bakung ini
kononya dapat dipakai sebagai pelindung daripada pengaruh roh yang jahat jika
dipasang di pintu rumah. Selain itu juga ianya boleh dipakai untuk penawar
racun sengatan binatang berbisa dan mengubat luka Bakung mempunyai ketinggian
antara 0,5 – 1,25 m. Di Indonesia tanaman ini biasanya ditanam di perkarangan
rumah sebagai tanaman hiasan. Bakung juga tumbuh sebagai tumbuhan liar.
Bunganya berbentuk corong, mekar pada malam hari dan berbau harum.
Kerajaan:
|
|
Divisi:
|
|
Kelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Subfamili:
|
|
Bangsa:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
S.
asoca
|
Nama binomial Saraca
asoca
Asoka (Saraca
asoca (Roxb.) Wilde, suku polong-polongan atau Fabaceae), angsoka,
atau kadang-kadang dikacaukan dengan soka (Ixora javanica),
adalah sebuah pohon dengan bunga-bunga merah yang sangat indah. Namanya diambil
dari bahasa Sansekerta
yang berarti “bebas dari rasa sedih” (a-: tanpa, soka:sedih).
Tumbuhan ini didatangkan dari India
dan di Surakarta
dan Yogyakarta
biasa ditanam di pekarangan keraton
dan rumah-rumah bangsawan.
Klasifikasi
Kingdom
|
: Plantae (tumbuhan)
|
Subkingdom
|
: Tracheobionta (berpembuluh)
|
Superdivisio
|
: Spermatophyta (menghasilkan
biji)
|
Divisio
|
: Magnoliophyta (berbunga)
|
Kelas
|
: Magnoliopsida (berkeping dua
/ dikotil)
|
Sub-kelas
|
: Rosidae
|
Ordo
|
: Fabales
|
Familia
|
|
Genus
|
: Tamarindus
|
Spesies
|
: Tamarindus indica L.
|
Asam jawa
adalah sejenis buah
yang masam rasanya; biasa digunakan
sebagai bumbu dalam banyak masakan Indonesia sebagai perasa atau penambah rasa asam
dalam makanan, misalnya pada sayur
asam
atau kadang-kadang kuah pempek.
Asam jawa dihasilkan oleh pohon
yang bernama ilmiah Tamarindus indica, termasuk ke dalam suku
Fabaceae (Leguminosae). Spesies
ini adalah satu-satunya anggota marga Tamarindus.
Nama lain asam jawa adalah asam (Mly.), asem
(Jw.), sampalok
(Tagalog), ma-kham
(Thai),
dan tamarind (Ingg.).
Buah yang telah tua dan sangat masak biasa disebut asem kawak.
“Asam” adalah nama umum yang dipakai untuk
semua bumbu dapur pemberi rasa masam pada masakan, termasuk
juga asam kandis dan asam
gelugur. Nama “asam jawa” dipakai oleh orang Melayu karena
dipakai dalam masakan Jawa. Tumbuhan ini sendiri didatangkan oleh orang-orang
dari India.
Nama Tamarindus dan tamarind
diturunkan dari bahasa Arab tamr hindī. Artinya kurang lebih: kurma India
Pohon asam berperawakan besar, selalu hijau
(tidak mengalami masa gugur daun), tinggi sampai 30 m
dan diameter batang di pangkal hingga 2 m. Kulit batang berwarna coklat
keabu-abuan, kasar dan memecah, beralur-alur vertikal. Tajuknya rindang dan
lebat berdaun, melebar dan membulat.
Daun majemuk menyirip genap, panjang 5-13 cm,
terletak berseling, dengan daun penumpu seperti pita meruncing, merah jambu
keputihan. Anak daun lonjong menyempit, 8-16 pasang, masing-masing berukuran
0,5-1 × 1-3,5 cm, bertepi rata, pangkalnya miring dan membundar, ujung
membundar sampai sedikit berlekuk.
Bunga tersusun dalam tandan renggang, di
ketiak daun atau di ujung ranting, sampai 16 cm panjangnya. Bunga kupu-kupu
dengan kelopak 4 buah dan daun mahkota 5 buah, berbau harum. Mahkota kuning
keputihan dengan urat-urat merah coklat, sampai 1,5 cm.
Buah polong yang menggelembung, hampir
silindris, bengkok atau lurus, berbiji sampai 10 butir, sering dengan
penyempitan di antara dua biji, kulit buah (eksokarp) mengeras berwarna
kecoklatan atau kelabu bersisik, dengan urat-urat yang mengeras dan liat serupa
benang.
Daging buah (mesokarp) putih kehijauan ketika muda, menjadi merah kecoklatan
sampai kehitaman ketika sangat masak, asam manis dan melengket. Biji coklat
kehitaman, mengkilap dan keras, agak persegi.
Asam jawa termasuk tumbuhan tropis.
Asal-usulnya diperkirakan dari savana Afrika
timur di mana jenis liarnya ditemukan, salah satunya di Sudan.
Semenjak ribuan tahun, tanaman ini telah menjelajah ke Asia
tropis, dan kemudian juga ke Karibia
dan Amerika Latin.
Di banyak tempat yang bersesuaian, termasuk di Indonesia,
tanaman ini sebagian meliar seperti di hutan-hutan savana.
Pohon asam dapat tumbuh baik hingga
ketinggian sekitar 1.000 m dpl, pada tanah berpasir atau tanah liat, khususnya
di wilayah yang musim keringnya jelas dan cukup panjang.
Daging buah asam jawa sangat populer, dan
digunakan dalam aneka bahan masakan atau bumbu di berbagai belahan dunia. Buah
yang muda sangat masam rasanya, dan biasa digunakan sebagai bumbu sayur
asam
atau campuran rujak.
Buah yang telah masak dapat disimpan lama setelah dikupas dan sedikit
dikeringkan dengan bantuan sinar matahari.
Asem kawak –demikian ia biasa disebut– inilah yang biasa diperdagangkan antar
pulau dan antar negara. Selain sebagai bumbu, untuk memberikan rasa asam atau
untuk menghilangkan bau amis ikan,
asem kawak biasa digunakan sebagai bahan sirup, selai, gula-gula, dan jamu.
Thailand
juga menghasilkan asam jawa yang manis rasanya. Buah ini populer dan dimakan
dalam keadaan segar; karena itu diekspor dalam bentuk polong yang belum
dikupas.
Biji asam biasa dimakan setelah direndam dan
direbus, atau setelah dipanggang. Selain itu, biji asam juga dijadikan tepung
untuk membuat kue atau roti.
Di samping daging buah, banyak bagian pohon
asam yang dapat dijadikan bahan obat tradisional. Daun mudanya (Jw. sinom)
digunakan sebagai tapal untuk mengurangi radang dan rasa sakit di persendian,
di atas luka atau pada sakit rematik. Daun muda yang direbus
untuk mengobati batuk dan demam. Kulit kayunya yang ditumbuk digunakan untuk
menyembuhkan luka, borok, bisul dan ruam. Kulit kayu asam
juga digunakan sebagai obat kuat. Tepung bijinya untuk
mengobati disentri
dan diare.
Kayu teras asam jawa berwarna coklat
kemerahan, berat, keras dan bertekstur halus, sehingga kerap digunakan untuk
membuat mebel, kerajinan, ukir-ukiran dan patung. Bagi anak-anak di Jawa
Tengah, kayu asam merupakan kayu pilihan untuk membuat gasing.
Biji asam juga kerap digunakan dalam permainan congklak
atau dakon.
Pohon asam biasa ditanam di tepi jalan
sebagai peneduh, terutama terkenal di sepanjang jalan
raya Daendels, dari Anyer
hingga Panarukan.
Pelaut-pelaut Bugis
pada masa lalu diketahui menanam pohon asam jawa di pantai utara Australia,
di Northern Territory di
saat mereka beristirahat menunggu datangnya angin untuk kembali ke daerah asal.
Pohon-pohon asam jawa ini menjadi petunjuk kontak orang Aborigin setempat
terhadap orang luar sebelum kedatangan orang Eropa.
Kerajaan:
|
|
Divisi:
|
|
Kelas:
|
|
Ordo:
|
|
Famili:
|
|
Subfamili:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
M. domestica
|
Nama
binomial Malus domestica
Uraian
Apel (Pyrus malus) dapat hidup subur di
daerah yang mempunyai temperatur udara dingin. Tumbuhan ini di Eropa
dibudidayakan terutama di daerah subtropis bagian Utara. Sedang apel lokal di
Indonesia yang terkenal berasal dari daerah Malang, Jawa Timur. Atau juga
berasal dari daerah Gunung Pangrango, Jawa Barat. Di Indonesia, apel dapat
tumbuh dan berkembang dengan baik apabila dibudidayakan pada daerah yang
mempunyai ketinggian sekitar 1200 meter di atas permukaan laut. Tumbuhan apel
dikatagorikan sebagai salah satu anggota keluarga mawar-mawaran dan mempunyai
tinggi batang pohon dapat mencapai 7-10 meter. Daun apel sangat mirip dengan
daun tumbuhan bunga mawar. Berbentuk bulat telur dan dihiasi gerigi-gerigi
kecil pada tepiannya. Pada usia produktif, apel biasanya akan berbunga pada
sekitar bulan Juli. Buah apel yang berukuran macam-macam tersebut sebenarnya
merupakan bunga yang membesar atau mengembang sehingga menjadi buah yang padat
dan berisi.
Apel
ialah jenis buah,
atau pohon
yang menumbuhkan pohon ini. Buah apel biasanya merah di
luar saat masak (siap dimakan), namun bisa
juga hijau
atau kuning.
Kulit buahnya sangan lembek. Dagingnya keras. Ada banyak bibit di dalamnya,
which.
Orang mulai pertama kali menumbuhkan apel di Asia
Tengah. Kini apel berkembang di banyak daerah di dunia yang
lebih dingin. Nama ilmiah pohon apel dalam bahasa Latin
ialah Malus. Kebanyakan apel yang ditanam orang ialah Malus
sylvestris.
Kebanyakan apel bagus dimakan mentah-mentah
(tak dimasak), dan juga digunakan banyak jenis makanan pesta.
Apel dimasak sampai lembek untuk membuat saus
apel.
Apel juga dibuat menjadi minuman jus apel dan sari buah apel.
Ada banyak jenis apel yang berbeda, termasuk:
- Apel Malang
- Granny Smith
- Pink Lady
- Golden Delicious
- Gala
- Red Delicious.
Regnum:
|
|
Kelas:
|
|
Ordo:
|
|
Familia:
|
|
Genus:
|
|
Spesies:
|
D. caryophyllus
|
Dianthus caryophyllus
Bunga anyelir
atau disebut juga bunga teluki, dikenal dalam bahasa Inggris sebagai carnation,
mempunyai nama ilmiah Dianthus caryophyllus. Tanaman ini berasal dari
kawasan Mediterania. Bunga anyelir memiliki
warna yang terang dan berwarna-warni, sehingga sering digunakan sebagai hiasan.
Ada dua jenis tanaman anyelir yaitu jenis satu bunga bagi setiap tangkai dan
jenis ‘spray’, banyak bunga bagi setiap tangkai.
Tanaman bunga anyelir dapat hidup selama
18-20 bulan. Tanaman ini dapat mencapai ketinggian sampai 2 meter, namun untuk
dapat tumbuh tegak ia harus diikat dengan penyokong. Garis pusat batang tanaman
bunga anyelir dapat mencapai 1 cm. dan biasanya membengkak pada buku/ruas.
Diskripsi:
Habitus
: Terna, menahun, tinggi 30-100 cm,
Batang : Bulat, beruas-ruas, licin, permukaan
berlilin, hijau kebiruan.
Daun
: Tunggal, tersebar, duduk berkarang, tanpa tangkai daun,pangkal memeluk
batang, bentuk lanset, ujung runcing, tepirata, panjang 5-10 cm, lebar 5-10 mm,
pertulangan sejajar,permukaan licin, tebal, hijau.
Bunga : Majemuk, bentuk malai, terletak
di ujung batang atau di ketiak daun, bunga sempuma, berkelamin ganda, dasar
kelopak berlekatan membentuk tabung, ujung bergerigi, panjang 2-3 cm, benang
sari dan putik tidak tampak, mahkota berlepasan, bentuk asimetris, panjang 3-5
cm, halus, warna merah muda, berbau harum
Buah
: Bentuk elips, kecil, coklat.
Biji
: Bentuk elips, kecil, lunak, putih
Akar
: Serabut,berwarna putih kehitaman.
Ekologi dan penyebaran
Merupakan tumbuhan yang umum dibudidayakan
sebagai tanaman hias di kebun-kebun atau pekarangan. Tumbuh baik di daerah
pegunungan pada ketinggian 1.000 m sampai 1.800 m di atas permukaan laut.
Menyukai tanah yang gembur dan subur dan dapat dipanen sepanjang tahun.
Bagian yang digunakan
Daun dan bunga dalam keadaan segar atau
setelah dikeringkan
Kegunaan
Klasifikasi
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar